abOuT mE...

Hai semua...namaku Dhyaan Annisa D.N tapi biasa di panggil Icha
Umurku 16 tahun and masih SMA kelas 11 IPS di SMAN 16 Surabaya..
suka banget sama fotografi..cinematografi..

Gallery On-Line:
http://dhyaanicha.multiply.com

My GuEsT bOaRd...

Name :
Web URL :
Message :
:) :( :D :p :(( :)) :x

Archives

  • Agustus 2007
  • September 2007
  • Oktober 2007
  • November 2007
  • Desember 2007
  • Januari 2008
  • Februari 2008
  • Maret 2008
  • April 2008
  • Mei 2008
  • Juni 2008
  • Juli 2008
  • Agustus 2008
  • September 2008
  • Oktober 2008
  • November 2008
  • Desember 2008
  • Januari 2009
  • Februari 2009
  • Agustus 2009
  • September 2009
  • November 2009
  • My LiNkS

    BuNdA zUa - Ghina - MaMi SheLLa -

    FaVe LiNkS..

    Blogskins - Auto Black Through - TeMpAt CaRi KaMeRa -

    CrEaToR..

    - Skin By: Skin City
    - Image: Subterfuge Malaises
    - Powered By: Blogger

    Minggu, Januari 25, 2009

    Foto Minggu Ini (FMI) Radar Surabaya

    Horeeeeeeeeeeeeeee......akhirnya dipilih juga fotoku sebagai foto minggu ini (FMI) oleh harian Radar Surabaya hari ini tanggal 25 Januari 2009. Foto ini kuambil di kenjeran, tepatnya di lokasi pembangunan jembatan Suramadu.



    Click to 15.20



    Senin, Januari 12, 2009

    Pria vs. Komitmen

    Artikel ini dibuat berdasarkan pengalaman dan keterangan dari beberapa narasumber yang tidak bersedia disebutkan namanya. Semoga artikel ini menjadi berguna bagi anda yang membacanya.Sebelumnya saya mohon maaf kepada pihak yang merasa tersinggung dengan adanya artikel ini.

    Surabaya - Seorang wanita berkenalan dengan seorang pria di sebuah kesempatan. Sebut saja wanita itu bernama miss A dan pria tersebut bernama Mr. B. Pada saat berkenalan itu, Mr. B meminta nomor telepon miss A untuk melanjutkan pertemuan malam itu. Miss A yang masih single tentu saja memberikan nomor teleponnya kepada Mr. B dan pertemuan mereka saat itu berlanjut ke sebuah rutinitas seperti SMS yang berisi kata-kata mesra, makan siang bareng, nonton, bahkan tak jarang sebuah dinner romantis. Hati miss A berbunga-bunga. Ia merasa sudah menemukan tambatan hatinya di kala itu. Namun, tak sampai 3 bulan hubungan mereka mulai goncang. Ternyata Mr. B sudah memiliki tunangan yang tinggal jauh di luar kota, dan yang lebih menyakitkan, miss A tahu akan hal itu bukan dari mulut Mr. B sendiri melainkan dari sebuah e-mail yang di kirimkan ke e-mail miss A. Miss A kaget bukan kepalang, ia merasa terguncang dengan kenyataan itu. Miss A mencoba mengkonfirmasi akan kebenaran hal itu kepada Mr. B dan ternyata jawaban Mr. B adalah ia masih single. Namun, miss A terus mendesak Mr. B untuk jujur, hingga akhirnya jawaban yang diinginkan itupun keluar dari mulut Mr. B,"Iya, sebenarnya saya sudah bertunangan". Lebih buruknya tunangan Mr. B ikut campur dalam masalah ini. Ia berkata pada miss A,"Jangan ganggu saya dan tunangan saya. Dia mencintai saya bukan anda. Jadi, lebih baik anda cari pria "lajang" lainnya". Miss A hanya bisa melongo lalu menangis meratapi nasibnya.

    Agaknya cuplikan diatas sudah cukup menggambarkan maksud dari artikel ini. Bukan menjadi rahasia lagi apabila banyak pria takut bahkan bisa dibilang "alergi" terhadap sebuah komitmen. Memang tidak semua pria begitu, tapi berdasarkan pengalaman saya dan teman-teman banyak juga pria yang melakukan hal itu. Berbagai macam alasannya, mulai dari karena tidak ingin menyakiti hati kita sampai kata-kata gombal seperti,"Aku nggak mau kehilangan kamu". Kisah diatas sudah cukup tragis bukan, padahal masih banyak lagi contohnya. Ada yang sudah punya pacar tapi masih tega mengatakan,"Aku udah putus sama dia dan pengen jalanin kehidupan yang baru ama kamu", ada juga yang bergaya,"Aku sayang sama kamu, aku kangen kamu, aku butuh kamu, dan aku nggak pengen kehilangan kamu" padahal masih PDKT (pendekatan, red.) lagi dengan beberapa wanita lainnya. Ada juga yang sudah layaknya orang pacaran bahkan kadang (maaf) layaknya suami istri padahal sebenarnya tidak ada status apapun tiba-tiba si pria menghilang bak ditelan bumi dan (mungkin) sedang atau sudah menjalin hubungan dengan wanita yang lainnya. Dan masih banyak lagi kisah-kisah seperti ini. Intinya sama namun kemasan cerita saja yang berbeda.

    Sebenarnya siapa yang menjadi pelaku dan korban dalam kasus ini?. Pelakunya adalah para pria yang sebenarnya sudah mempunyai ikatan atau komitmen dengan seorang wanita namun tetap mengaku single kepada wanita-wanita yang ada di sekitarnya. Sedangkan korbannya adalah si "wanita kedua" yang biasa disebut orang ketiga dalam hubungan. Biasanya "wanita kedua" ini dijadikan obyek penderita oleh "wanita yang dikhianati" si pria. "Wanita kedua" akan menerima perlakuan yang kurang menyenangkan dari "wanita yang dikhianati" bahkan tak jarang dari si pria itu sendiri. Perlakuan itu bisa berupa caci maki , teror, hingga kekerasan fisik yang dapat menyebabkan trauma dan sakit di hati "wanita kedua".

    Mengapa hal tersebut bisa terjadi?. Para pria mungkin merasa kurang puas dengan pasangannya sekarang baik secara fisik (mungkin "wanita kedua" yang baru dikenalnya lebih baik secara fisik) maupun secara kepribadian (bisa juga "wanita kedua" ini lebih baik kepribadiannya daripada pasangannya sekarang). Bisa juga karena status. Maksudnya, para pria biasanya kerap dianggap "keren" apabila lajang, sukses, karier cemerlang, dan mapan (secara materi tentunya) jadi, mempunyai pasangan (dianggap) bisa menjatuhkan "harga" mereka. Tak jarang para pria yang memiliki komitmen tetap (tunangan, red.) mampu berkata,"Hai, nama saya B. Saya lajang dan sukses lhoo.." kepada wanita-wanita yang sedang mencari cinta. Para wanita ini sebenarnya tidak bisa dipersalahkan karena mereka memang tidak tahu status yang sebenarnya dari pria ini.

    Efek yang timbul dari kasus ini sangat besar. Diantaranya adalah timbulnya kecurigaan yang besar terhadap pasangan, kesalahpahaman, bahkan rusaknya hubungan diantara pasangan tersebut. Disisi "wanita kedua" efeknya adalah dianggap perusak/hama dalam hubungan, dikucilkan, bahkan bisa menimbulkan perasaan bersalah yang berlebihan. Jadi, ketiganya akan dirugikan dengan keadaan ini. Bagaimana caranya menghindari keadaan ini?. Berikut ada sedikit tips yang saya kumpulkan berdasarkan pengalaman dan keterangan teman-teman saya.

    Untuk pihak "Wanita Kedua":
    1. Apabila berkenalan dengan seorang pria selidiki dulu latar belakangnya, apakah dia masih sendiri atau sudah punya pasangan (cari info dari temannya atau teman terdekatnya, karena biasanya keterangan dari mereka lebih akurat daripada dari si pria).
    2. Jangan mudah termakan rayuan gombal dari pria.
    3. Jangan terlalu percaya pada keterangan dari seorang pria (percaya boleh, tapi jangan 100%. Anda tetap harus menyelidikinya).
    4. Jika sudah tahu si pria punya pasangan JANGAN LAGI meladeni segala perhatiannya karena nanti anda sendiri yang akan merasa sakit (dan dianggap sebagai perusak/hama).
    5. Jika terlanjur dan tiba-tiba anda "dilabrak" oleh pacar maupun tunangannya jelaskan secara baik-baik dan sertakan bukti-bukti yang kuat (biasakan menyimpan SMS, pesan saat chatting melalui IM, e-mail, bahkan kalau perlu struk maupun tiket nonton saat pergi bersama "pria-yang-mengaku-lajang-tapi-sebenarnya-sudah-punya-komitmen-dengan-orang-lain" ini. Barang-barang ini bisa menjadi bukti kuat siapa yang mulai duluan).

    Untuk pihak "Wanita Yang Dikhianati":
    1. Introspeksi diri (lihat lagi apa yang salah pada diri anda hingga pasangan anda melakukan tersebut pada anda).
    2. Berikan kebebasan pada pasangan namun tetap kendalikan agar jangan sampai kebablasan (biasanya para pria mengeluh tentang pasangannya yang terlalu mengekang dan terlalu curiga).
    3. Jangan sekali-sekali "melabrak" dengan kata-kata yang bisa menjatuhkan anda. Semuanya bisa dibicarakan secara baik-baik dan orang akan melihat nilai plus di diri anda.
    4. Selesaikan masalah anda dengan kepala dingin, karena emosi hanya membuat pikiran anda buntu tanpa ada jalan keluar untuk masalah anda.
    5. Pikirkan lagi komitmen anda dan pasangan anda (bisa diperbaiki atau tidak).

    Untuk pihak "Pria-Yang-Mengaku-Lajang-Tapi-Sebenarnya-Sudah-Punya-Komitmen-Dengan-Orang-Lain":
    1. Saat membuat komitmen dengan pasangan yakinkan diri anda sudah benar-benar yakin atas keputusan anda (termasuk tidak akan melirik wanita manapun walaupun ada yang lebih dari pasangan anda).
    2. Jujur. Kalau ada yang anda tidak suka dari pasangan anda silahkan complain (tentunya dengan cara yang baik), pasti pasangan anda tidak akan keberatan (lebih sehat daripada mencari pelarian ke orang lain). Katakan pada setiap wanita yang baru anda kenal bahwa anda sudah memiliki komitmen dengan pasangan anda (jangan malah menutupinya!!!).
    3. Tahan iman. Jangan mudah menengok dan berpaling dari pasangan.
    4. Jangan suka mengumbar kata-kata mesra (ingat anda punya komitmen dengan seseorang).

    Komitmen bukanlah suatu hal yang harus dihindari maupun ditutup-tutupi melainkan untuk dihadapi dengan segala kejujuran. Jadi, siapkah anda menjadi seseorang yang berkomitmen???????....(di)



    Click to 15.43